Rabu, 11 November 2009
ANTV (ANteve)
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/a/ac/Antv_logo%282009%29.svg/200px-Antv_logo%282009%29.svg.png
PT Cakrawala Andalas Televisi
Percobaan :01 Januari 1993
Diluncurkan :01 Maret 1993
Pemilik :PT. Visi Media Asia, Tbk. (VIVA)
Kantor pusat :Menara Standard Chartered Bank
Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Jakarta - Indonesia 12950
Saluran afiliasi :tvOne, STAR TV
Direktur Utama :Dudi Hendrakusumah S.
Situs web :http://www.an.tv/
Sejarah
ANTV merupakan salah satu televisi swasta yang ada di Indonesia. Pada awalnya ANTV adalah televisi lokal khusus kota Lampung. Namun, pada tanggal 18 Januari 1993, ANTV memindahkan pusat operasionalnya di Jakarta setelah mendapat izin siaran nasional dari Menteri Penerangan RI. Sejak itu pula, ANTV dinyatakan sebagai televisi swasta nasional. Pada tanggal 01 Maret 1993, ANTV menayangkan langsung jalannnya Sidang Umum MPR tahun 1993. Peristiwa bersejarah itulah yang menjadi hari lahirnya ANTV.
Pada awal kemunculannya, ANTV langsung mengidentifikasi diri sebagai televisinya anak muda. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya salah satu televisi asing yang menjalin kerja sama dengan ANTV. Televisi itu bernama MTV (Music Television) yang berisi tayangan-tayangan musik yang dikhususkan untuk anak muda. Tidak hanya itu saja, ANTV juga menayangkan program-program olahraga, salah satunya adalah pertandingan sepak bola yang bernama LIGA DUNHILL (sekarang DJARUM INDONESIA SUPER LEAGUE).
Senin, 02 November 2009
TPI (Televisi Pendidikan Indonesia)
TPI PT Cipta TPI | |
---|---|
Slogan | "Makin Indonesia Makin Asyik Aja" (2007-sekarang), "Makin Indonesia Makin Asyik" (2006-2007, "Makin Asyik Aja" (1998-2006), "Televisi Keluarga Anda" (1993-1998 |
Diluncurkan Percobaan | 23 Januari 1991 02 Januari 1991 |
Pemilik | PT Cipta Lamtoro Gung Persada (1991-2003) & PT. Media Nusantara Citra, Tbk. (2003-20...) |
Kantor pusat | Jl. Pintu II TMII, Kel. Lubang Buaya, Kec. Cipayung, Jakarta Timur 13810 |
Saluran afiliasi Direktur Utama | TVRI (1991-1997), RCTI (2003-sekarang), Global TV (2003-sekarang) Sang Nyoman Suwisma (2005) |
Situs web | http://www.tpi.tv |
Galeri Logo
(1991-1998 dan 2000-2002) (1998-1999) (2002-2006)
Sejarah TPI
TPI memulai siarannya tanggal 02 Januari 1991 pada pkl. 08.00-10.00 WIB dan diresmikan tanggal 23 Januari 1991 oleh Presiden Soeharto melalui Studio 12 TVRI, Senayan, Jakarta Pusat. Sejak diresmikan itulah yang menjadi tanggal lahirnya TPI. Pada awalnya, TPI bertujuan untuk menayangkan acara-acara pendidikan. Untuk mendukung tujuan itu, TPI bekerja sama dengan Pustekkom Depdikbud (sekarang Depdiknas) untuk menayangkan acara-acara pendidikan. Saat awal siaran, TPI berbagi saluran dengan TVRI untuk menyebarkan misi pendidikan ke seluruh Indonesia. Karena itulah, TPI hanya bersiaran selama 4 jam setiap Senin hingga Sabtu. Namun, Juni 1991 TPI menambah durasinya menjadi 6,5 jam kemudian Desember 1991 bersiaran 9 jam dan seterusnya.
Mulai September 1991, TPI memiliki kanal sendiri khusus untuk kota Jakarta, yaitu kanal 37 UHF. Itu semua karena TPI saat itu sedang belajar untuk mandiri. Namun, untuk daerah lain TPI tetap berbagi saluran dengan TVRI karena TPI belum memiliki modal cukup untuk bersiaran nasional dengan kanal sendiri.
Pada tahun 1994, secara perlahan TPI mulai mencampur unsur pendidikan dengan unsur hiburan. Yaitu dengan memasukkan musik dangdut sebagai musik hiburan. Perlu diketahui, bahwa TPI merupakan televisi swasta pertama yang fokus terhadap musik dangdut, musik yang saat itu sebagai musiknya kelas bawah. Selain itu, TPI juga menayangkan acara hiburan lainnya yaitu Lenong Bocah yang akhirnya mengangkat TPI dikenal masyarakat luas. Namun, TPI tidak meninggalkan unsur pendidikan, yaitu dengan menayangkan acara-acara dari Discovery Channel dan National Geographic Channel.
Tahun 1995, TPI berpisah saluran dengan TVRI karena mulai tahun 1995 TVRI akan bersiaran pagi hari seperti TPI saat masih bergabung dengan TVRI. Dan sejak itu pula, TPI berusaha untuk bisa bersiaran secara mandiri ke seluruh Indonesia.
Tahun 1998, TPI betul-betul meninggalkan unsur pendidikan karena menjelang abad millenium, masyarakat mulai merasa jenuh dengan tayangan-tayangan pendidikan yang terkesan monoton dan menggurui. Untuk membuktikan itu, TPI mengubah logonya yang sebelumnya berbentuk segitiga berwarna merah-putih menjadi berbentuk lingkaran bertulis "Televisi Keluarga Indonesia", meskipun jika disingkat tetap TPI. Dan TPI memindahkan logonya ke sebelah kiri karena sudah mengalami musim Reformasi, musim dimana Departemen Penerangan tidak ikut campur atas kehidupan media massa. TPI pun menjadi televisi swasta pertama yang memindahkan logonya ke sebelah kiri. Dan tahun 1998, TPI belajar untuk menayangkan acara-acara hiburan agar bisa bersaing dengan televisi swasta lainnya.
Namun tahun 2000, TPI kembali menggunakan logo awal karena logo ke-2 tidak sesuai dengan kepribadian TPI. Maka dari itu, sejak tahun 2000-2002 TPI menggunakan logo awal walaupun station id-nya tetap memakai logo ke-2. Pada tahun 2000, TPI semakin dikenal masyarakat luas karena TPI mendapatkan hak siar atas Liga Inggris, liga sepakbola paling populer di seluruh dunia. Sejak itu, nama TPI makin terangkat. Hak siar ini berakhir tahun 2002 karena tahun 2003 hak siar Liga Inggris berpindah ke TV-7 (sekarang Trans 7).
Tahun 2002, TPI mengubah logonya kembali karena tidak sesuai dengan image sebagai Televisi Keluarga. Maka dari itu, TPI mengubah logonya menjadi gambar bola dunia dengan 3 bulan sabit agar TPI terlihat lebih elegan. Setelah TPI berlogo baru, TPI berusaha meningkatkan segmen dari menengah ke bawah menuju segmentasi menengah ke atas dengan menayangkan acara-acara luar negeri, seperti Ultimate Fighting Championship, Dawsons Creek, dan lain-lain.
Tahun 2003, PT. Bhakti Investama, Tbk. membayar hutang-hutang TPI sebesar kurang lebih 285 milyar Rupiah kepada PT. Indosat, Tbk.. Dan sejak saat itu, PT. Cipta Lamtoro, Tbk. sebagai induk TPI membagi sebagian sahamnya pada Bhakti Investama karena telah berjasa menyelamatkan TPI. Dan pertengahan 2003, Bimantara Citra, yang merupakan anak usaha Bhakti Investama membeli 66,6 % saham TPI dari Cipta Lamtoro dan Bimantara Citra mendirikan induk usaha untuk menaungi TPI bersama RCTI dan Global TV, yaitu Media Nusantara Citra (MNC).
Pada tahun 2004, TPI membuat sebuah kontes untuk mengangkat musik dangdut agar bisa naik kelas. Kontes itu bernama Kontes Dangdut TPI (KDI). Kontes ini dikonsep seperti Indonesian Idol, bahkan American Idol. Karena konsep itulah, KDI dikenal masyarakat luas dan saat itu dangdut naik kelas dari yang awalnya musik kelas bawah menjadi musik kelas atas, bahkan semua kalangan karena KDI.
Tahun 2006, MNC memutuskan secara resmi menguasai 75% saham TPI dari sebelumnya 66,6%. Sedangkan 25%-nya diberikan untuk pemilik lama, yaitu Cipta Lamtoro. Dan saat itu MNC mengangkat Mayjen. TNI. (purn.) Sang Nyoman Suwisma, komisaris Bimantara, untuk menjadi direktur utama TPI. Sedangkan komisaris utama dijabat Dandy Nugroho Rukmana, mantan direktur utama TPI 2002-2004 yang juga direktur dari Cipta Lamtoro, untuk memenuhi rasa keadilan antara pemilik lama dengan pemilik baru.
Acara-acara TPI
Acara-acara TPI di tahun 1990-an, diantaranya:
- Edutainment Matematika
- Belajar Bahasa Inggris
- Asah Asih Asuh
- I-Witness
- Lenong Bocah
- Kuis Dangdut
- Ngelaba
- Ludruk Humor Kirun
- Selamat Pagi Indonesia (tahun 2006 Lintas Pagi)
- Lintas Sore (tahun 1996 menjadi Lintas 5)
- Liga Belanda
- In Dangdut
- Kring-kring Olala
- Tom and Jerry
- Woody Woodpecker
- Pro dan Kontra
- dan masih banyak yang lainnya
- Pink Panther
- Ninja Boy
- Mr. Bean
- Liga Inggris (2000-2003)
- Cafe Dangdut
- Formula 1 (2002-2004)
- Asep Show (tiap tahun selama Ramadan)
- Amor Klik Dot Com
- 30 Meter (30 menit tertawa)
- Game Zone
- Komunikata
- Ultimate Fighting Championship
- Dawsons Creek
- Oke oke Bos
- James Bono
- Takeshi Castle (Benteng Takeshi)
- TPI Fighting Championship
- Gentayangan
- Chatting (Canda Itu Penting)
- Liga Spanyol (2003-2004)
- Kontes Dangdut TPI (KDI)
- KDI Duet Dahsyat
- KDI Tebar Pesona
- Rahasia Illahi
- Takdir Illahi
- API (Audisi Pelawak TPI)
- Show Time
- Smash (program talent show bulu tangkis)
- My Team (program talent show sepakbola)
- Dangdut Mania
- Sinema Asyik Bollywood
- dan masih banyak yang lainnya
- Bengkel Hati
- Nikmatnya Sedekah
- Curhat Bareng Teteh
- Majelis Adz-Dzikra
- Lintas Pagi
- Sekolah Rumah YPBB
- Upin dan Ipin
- Sinema Asyik
- Grebek Pasar
- Ala'mak
- Nekadz
- Ngerjain Poll
- Kribo (Kriminal Heboh)
- Jendela
- Sidik
- Lintas Siang
- Go Show
- Kera Sakti
- Lintas 5
- Ninja Warrior
- Hari yang Aneh (versi baru)
- Si Mamat Anak Pasar Jangkrik
- Nino Manusia Ikan
- Starbuzz
- Aku dan Bintang
- Lintas Malam
- dan masih banyak yang lainnya
Direktur Utama :Sang Nyoman Suwisma
Wakil Direktur Utama :Nana Putra
Direktur Programming dan Production :Erwin Richard Andersen
Direktur Finance, Accounting, and Technology :Ruby Panjaitan
Direktur Human Resource and General Service :M. Yarman
Susunan Komisaris TPI
Komisaris Utama :Dandy Nugroho Rukmana
Wakil Komisaris Utama :Hary Tanoesoedibjo
Komisaris I :B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris II :M. Tarub
Komisaris III :Mulyawan Pahala Guptha
Komisaris IV :Agus Mulyanto
Daftar Direktur Utama TPI
- Hj. Siti Hardiyanti Rukmana (1991-1998)
- Tito Sulistio (1998-2002)
- Dandy Nugroho Rukmana (2002-2004)
- Hidajat Tjandradjaja (pjs.) (2004-2005)
- Sang Nyoman Suwisma (2005-20...)
TPI hadir di puluhan kota di Indonesia, diantaranya:
Banda Aceh | Aceh | E34 | |
Bandar Lampung [Tanjungkarang] | Lampung | E24 | |
Bandung | Jawa Barat | E62 | |
Banjarmasin | Kalimantan Selatan | E36 | |
Batam Bengkulu | Kepulauan Riau Bengkulu | E41 E40 | |
Cirebon | Jawa Barat | E44 | |
Denpasar | Bali | E33 | |
Garut | Jawa Barat | E28 | |
Jakarta | DKI Jakarta | E37 | |
Jember | Jawa Timur | Planned | |
Kediri | Jawa Timur | E59 | |
Madiun | Jawa Timur | E38 | |
Makassar [Ujung Pandang] | Sulawesi Selatan | E29 | |
Malang | Jawa Timur | E36 | |
Manado | Sulawesi Utara | E46 | |
Mataram | Nusa Tenggara Barat | E52 | |
Medan | Sumatera Utara | E25 | |
Padang | Sumatera Barat | E41 | |
Palangkaraya | Kalimantan Tengah | E41 | |
Palembang | Sumatera Selatan | E38 | |
Palu | Sumatera Tengah | E25 | |
Pekanbaru | Riau | E34 | |
Pontianak | Kalimantan Barat | E37 | |
Purwokerto | Jawa Tengah | E43 | |
Samarinda | Kalimantan Timur | E53 | |
Semarang | Jawa Tengah | E31 | |
Sukabumi | Jawa Barat | E26 | |
Sumedang | Jawa Barat | E31 | |
Surabaya | Jawa Timur | E32 | |
Tegal | Jawa Tengah | E61 |
Yogyakarta | DI Yogyakarta | E26 |
Senin, 26 Oktober 2009
SCTV
Galeri Logo
Sejarah SCTV
SCTV mengudara secara resmi tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur. Saat itu, kepanjangannya adalah Surabaya Central TV. Acara-acaranyapun me-relay tayangan RCTI di Jakarta karena saat itu RCTI hanya bersiaran di Jabodetabek. Saat awal siaran, SCTV hanya menjangkau wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Namun, pada tahun 1991 didirikan SCTV stasiun Bali di Denpasar dan stasiun Surakarta di Jawa Tengah. Sejak saat itu, SCTV berubah nama menjadi Surya Citra Televisi.
Pada tahun 1993, SCTV mendapatkan izin bersiaran nasional dan pada saat itu, SCTV memindahkan pusat operasionalnya dari Jl. Darmo, Surabaya ke wilayah Kedoya, Jakarta Barat. Dan tahun itu pula didirikan PT. Sindo Citra Media, Tbk., sebuah induk usaha bentukan Bimantara Citra untuk menyatukan RCTI dan SCTV. Sejak itu, semua orang semakin percaya bahwa RCTI dan SCTV merupakan "saudara kembar" yang sulit dipisahkan.
Namun, masalah uang telah meruntuhkan persahabatan 2 stasiun televisi ini. Hanya gara-gara pemegang saham SCTV merasa dicurangi oleh PT. Bimantara Citra, Tbk. dalam pembagian saham, tahun 1996 RCTI dan SCTV akhirnya berpisah. Dan pada saat itu SCTV bertekad agar bisa lebih hebat dari RCTI.
Untuk itu, tahun 1999 didirikan induk usaha bentukan SCTV, yaitu PT. Surya Citra Media, Tbk. untuk membuktikan kepada seluruh Indonesia bahwa SCTV bisa lebih baik dari RCTI.
Pada tahun 2001, SCTV berpindah kantor dari daerah Kedoya, Jakarta Barat, ke Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Itu semua bertujuan agar SCTV bisa mengumpulkan iklan sebanyak-banyaknya karena daerah Gatot Subroto merupakan salah satu pusat bisnis terbesar di kota Jakarta. Namun, tahun 2008, SCTV berpindah kantor lagi ke daerah Senayan City, Jakarta Pusat. Itu semua karena Senayan City ditargetkan menjadi super komplek media, lifestyle, dan entertainment pertama di Indonesia. Dengan konsep ini diharapkan bisa menjadi pelopor dalam pengembangan new media.
Pada tahun 2005, SCTV resmi meluncurkan logo baru dan juga slogan baru, yaitu "Satu Untuk Semua". Itu karena SCTV sudah beranjak dewasa dan bisa dikatakan berpengalaman dalam merasakan asam manisnya televisi yang dikenal karena tayangan-tayangan reality show-nya. Dan pada tahun itu pula, SCTV berganti manajemen yang sebelumnya dimiliki oleh Hendry Pribadi, diganti oleh Eddy Sariaatmadja dan langsung menunjuk adik Eddy, Fofo Sariaatmadja untuk menjadi direktur utama melalui PT. Abhimata Mediatama, Tbk. yang merupakan anak usaha dari PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk.
Untuk membuktikan agar bisa bersaing dengan RCTI melalui MNC-nya, SCTV-pun menggandeng O-Channel, stasiun televisi lokal Jakarta, untuk bergabung dalam satu manajemen, yaitu PT. Surya Citra Media, Tbk. pada tahun 2007 yang lalu.
Acara-acara SCTV
Pada awal siaran, SCTV me-relay acara-acara RCTI karena RCTI hanya bersiaran di Jabodetabek, sedangkan SCTV hanya bersiaran di Surabaya. Jadi, SCTV hanya mampu menayangkan acara-acara RCTI.
Namun, sejak SCTV pindah ke Jakarta tahun 1993, SCTV menayangkan acara-acaranya sendiri, namun sebagian ada yang berasal dari RCTI, diantaranya:
- Xena
- Maria Mercedes
- Bugs Bunny
- L. A. Law
- Pesta Anak
- Popeye
- Casper
- The Nanny
- Mr. Bean
- Wok With Yan
- Spontan
- Rahasia Dapur Kita
- Wonder Woman
- NBA Games
- Liga Kobatama
- The X-Files
- Lika-liku Laki-laki.
- Barbie
- Berita Daerah (isi beritanya sama seperti Seputar Indonesia, namun tahun 1996 berganti nama menjadi Liputan 6)
- Indosat Galileo
- Si Cantik Clara
- Enno Ceria
- Dunia Anak
- Ci-Luk-Ba
- dan masih banyak yang lainnya
- Rosalinda
- Maria Mercedes
- Maria Cinta yang Hilang
- Misteri Nini Pelet
- Pokemon
- Derap Hukum
- Samurai X
- Godzilla
- Smallville
- Wah Cantiknya
- Malam Pertama
- Di Sini Ada Setan
- Astaghfirullah
- Kisah Kasih di Sekolah
- Adam dan Hawa
- Boneka Poppy
- Untung Ada Jinny
- Tuyul Millenuim
- Putri Duyung
- Lorong Waktu
- Kiamat Sudah Dekat
- Para Pencari Tuhan
- Toyib Minta Kawin
- Cintaku di Rumah Susun 2
- Juki
- Khayalan Tingkat Tinggi
- Shaka Laka Boom-boom
- Thief of Baghdad
- Kuis Kocok-kocok
- Buser
- dan masih banyak yang lainnya
- Liputan 6
- Was-was
- Inbox
- Gala Sinema
- Halo Selebriti
- Hot Shot
- Status Selebriti
- Playlist
- BCL (Bayu Cinta Luna)
- Cinta Fitri season Ramadhan
- Music by Request
- Lemon Tea
- Teamlo vs ???
- Hip Hip Hura
- dan masih banyak yang lainnya
Direktur Utama :Fofo Sariaatmadja
Direktur Keuangan :Salusra Wijaya
Direktur Program dan Produksi :Budi Sutjiawan
Direktur Pemasaran dan Penjualan :Lie Halim
Direktur Pengembangan Usaha :Alvin W. Sariaatmadja
Susunan Komisaris SCTV
Komisaris Utama :R. Soeyono
Komisaris I :Eddy Sariaatmadja
Komisaris II :Susanto Suwarto
Komisaris III :Siti Hediati Hariadi (Titik Soeharto)
Komisaris Independen I :Agus Lasmono Sudwikatmono
Komisaris Independen II :Max Sumakno Budiarto
Daftar Direktur Utama SCTV
- Slamet Supoyo (1990-1993)
- Adi Satria (1993-1995)
- Hendry Pribadi (1995-1997)
- Agus Mulyanto (1997-2002)
- Lanny Ratulangi (2002-2004)
- Wisnu Hadi (2004-2006)
- Fofo Sariaatmadja (2006-20...)
Jangkauan Siaran SCTV
Saat ini, SCTV telah hadir di 47 kota di Indonesia. Diantaranya
Ambon | Maluku | E10 | |
Balikpapan | Kalimantan Timur | E32 | |
Banda Aceh | Nanggroe Aceh Darussalam | E30 | |
Bandar Lampung | Lampung | E34 | |
Bandung | Jawa Barat | E52 | |
Banjarmasin | Kalimantan Selatan | E34 | |
Banyuwangi | Jawa Timur | E42 | |
Batam | Kepulauan Riau | E47 | |
Bengkulu | Bengkulu | E26 | |
Bontang | Kalimantan Timur | E26 | |
Bukittinggi [Bukit Tinggi] | Sumatera Barat | E60 | |
Cilegon | Banten | E55 | |
Cirebon | Jawa Barat | E26 | |
Denpasar | Bali | E31 | |
Garut | Jawa Barat | E30 | |
Jakarta | DKI Jakarta | E45 | |
Jambi | Jambi | E35 | |
Jayapura | Papua | E30 | |
Jember | Jawa Timur | E62 | |
Kediri | Jawa Timur | E53 | |
Kebumen | Jawa Tengah | E51 | |
Kendari | Sulawesi Tenggara | E24 | |
Madiun | Jawa Timur | E48 | |
Makassar [Ujung Pandang] | Sulawesi Selatan | E35 | |
Malang | Jawa Timur | E46 | |
Manado | Sulawesi Utara | E34 | |
Mataram | Nusa Tenggara Barat | E32 | |
Medan | Sumatera Utara | E35 | |
Padang | Sumatera Barat | E47 | |
Palangkaraya | Kalimantan Tenggah | E35 | |
Palembang | Sumatera Selatan | E32 | |
Palu | Sulawesi Tengah | E31 | |
Pekanbaru | Riau | E26 | |
Pontianak | Kalimantan Barat | E31 | |
Purwokerto | Jawa Tengah | E45 | |
Samarinda | Kalimantan Timur | E47 | |
Semarang | Jawa Tengah | E35 | |
Surabaya | Jawa Timur | E34 | |
Surakarta [Solo] | Jawa Tengah | E44 | |
Tegal | Jawa Tengah | E55 | |
Yogyakarta | DI Yogyakarta | E34 |
Rabu, 14 Oktober 2009
RCTI
RCTI
RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. RCTI pertama mengudara pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan pada waktu itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya pada 24 Agustus 1990. Pemerintah mengizinkan RCTI melakukan siaran bebas secara nasional sejak tahun 1990 tapi baru terwujud pada akhir 1991 setelah membuat RCTI Bandung pada 1 Mei 1991. RCTI termasuk stasiun televisi yang besar di Indonesia. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki Global TV dan TPI.
Motto RCTI adalah "SEMAKIN OKE".
RCTI PT Rajawali Citra Televisi Indonesia | |
---|---|
Slogan | "RCTI OKE" (1994-sekarang), Saluran Informasi & Hiburan (1991-1992), Menghadirkan Pentas Dunia Di Rumah Anda (1989-1991) |
Mengudara Percobaan | 24 Agustus 1989 13 November 1988 |
Pemilik | PT. Media Nusantara Citra, Tbk. |
Kantor pusat | Jl. Perjuangan, Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530 |
Saluran afiliasi Direktur Utama | Global TV (2001-sekarang), TPI (2003-sekarang), SCTV (1990-1996), Metro TV (2000-2003) Sutanto Hartono (2008) |
Situs web | http://www.rcti.tv/ |
Galeri logo
Asal Usul
RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Tujuannya adalah sebagai alternatif atas tontonan menarik yang sebelum 1989 dikuasai oleh TVRI yang saat itu menjadi corong pemerintah untuk mempropagandakan Orde Baru yang berkuasa saat itu. RCTI pertama kali bersiaran tanggal 13 November 1988 dan saat itu siaran-siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh dekoder karena kekhawatiran pemerintah bahwa RCTI nantinya akan menyaingi TVRI jika disiarkan secara bebas. Namun, para direktur RCTI dan PT. Bimantara Citra, Tbk., selaku pendiri RCTI meyakini pemerintah bahwa RCTI tidak akan menyaingi TVRI. Akhirnya, RCTI mengudara secara resmi tanggal 24 Agustus 1989 bertepatan dengan ulang tahun TVRI ke-27. Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Karena setiap hari pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di wilayah Jabodetabek, maka pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI untuk bersiaran secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu pula di Surabaya PT. Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun televisi yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV. Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai "saudara kembar" karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda.
Setelah sekian lama bersiaran lokal di kota Jabodetabek, akhirnya bulan November 1990 RCTI bersiaran secara nasional, namun hal itu baru direalisasikan tahun 1991 saat meluncurkan RCTI Bandung yang bertugas merelay acara-acara RCTI di Jakarta, tapi susunan acaranya berbeda. Setelah sukses dengan RCTI Bandung-nya, akhirnya awal tahun 1992 RCTI bersiaran secara nasional, diantaranya Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Padang, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Ambon, Jayapura, dan hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa disaksikan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1996, terjadi kekisruhan antar pemilik saham RCTI dan SCTV. Itu semua karena pemilik saham SCTV merasakan ketidakadilan yang dilakukan oleh PT. Bimantara Citra, Tbk. yang lebih me-nomor satu-kan RCTI ketimbang SCTV. Karena itulah, RCTI dan SCTV memutuskan untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri.
Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama yang melakukan reformasi besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua susunan direksi dan komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang sempat merugi karena krisis moneter tahun 1997 lalu.
Setelah 4 tahun menyendiri, akhirnya RCTI memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman RCTI, yaitu Metro TV dan Global TV. PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT. Global Informasi Bermutu, Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas Global TV dan juga memodali berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia, Tbk.) dan memiliki 25% saham Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara Citra, Tbk. berganti manajemen setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk. Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga akhirnya Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan Juli 2003 Bimantara membeli 75% saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di TPI. Dan pada Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha untuk RCTI, TPI, dan Global TV, yaitu PT. Media Nusantara Citra, Tbk.
Acara-acara RCTI
Pada awal siarannya, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena saat itu modal untuk membuat tayangan sendiri belum cukup jika dibandingkan dengan membeli tayangan-tayangan luar negeri. Namun, karena masyarakat Jabodetabek juga menginginkan informasi-informasi akurat, akhirnya RCTI menayangkan acara berita pertama di televisi swasta nasional dengan nama SEPUTAR JAKARTA pada November 1989. Namun, karena tahun 1990 sudah mendapatkan izin bersiaran nasional, sejak itu pula SEPUTAR JAKARTA berubah nama menjadi SEPUTAR INDONESIA dan menjadi program berita andalan masyarakat Indonesia selain DUNIA DALAM BERITA dan BERITA NASIONAL.
Berikut acara-acara RCTI saat pertama siaran:
- Seputar Jakarta
- 21 Jumpstreet
- Tour of Duty
- Wonder Woman
- ALF
- Mc Gyfer
- Flash
- Knight Rider
- Batman
- The Love Boat
- Major Dad
- MTV Asia Tenggara
- Doraemon
Berikut acara-acara lokal RCTI yang tayang pada tahun 1990-an
- Lenong Rumpi
- Gara-gara
- Opera 3 Zaman
- Si Doel Anak Sekolahan
- Ba'so (Bagito Show)
- Tuyul dan Mbak Yul
- Jin dan Jun
- Jinny Oh Jinny
- Si Buta dari Goa Hantu
- Wiro Sableng
- Keluarga Cemara
- Moddy si Juragan Kost
- Si Manis Jembatan Ancol
- Toloy si Bocah Sakti
- Robin
- Planet Football
- Cinema-cinema
- Kata Berkait
- Kuis Piramida
- Kuis Jari-jari
- dan masih banyak yang lainnya
Berikut nama-nama acara berita RCTI
- Seputar Jakarta (namun mulai tahun 1990 berubah menjadi Seputar Indonesia)
- Buletin Malam (tayang bulan November 1990, dan tahun 2009 berubah menjadi Seputar Indonesia Malam)
- Nuansa Pagi (tayang Agustus 1993, dan tahun 2009 berubah menjadi Seputar Indonesia Pagi)
- Buletin Siang (tayang Agustus 1993, dan tahun 2009 berubah menjadi Seputar Indonesia Siang)
- Indonesia Today (program berita bahasa Inggris yang tayang tahun 1997 hingga 2001)
- Sekilas Info
Berikut acara-acara olahraga:
- Liga Italia Serie A (1991-2003)
- Liga Champions (1996-sekarang)
- Liga Jerman (2002-2004)
- Liga Spanyol (2005-2008)
- Liga Marlboro (2000-2001)
- Formula 1 (1998-2001)
- Sabuk Emas RCTI
Berikut nama-nama acara RCTI tahun 2000-an
- Gerhana
- Selamat Datang Pagi
- Angin Malam
- Ketoprak Humor
- Welcome Dance
- Kecil-kecil Jadi Manten
- Mandragade
- Bidadari
- Kisah Sedih di Hari Minggu
- Pernikahan Dini
- Who Wants to be a Millionaire
- Serial TV Ada Apa Dengan Cinta
- Silet (infotainment)
- Cek & Ricek
- Panji Manusia Millenium
- Pelangi di Matamu
- Joged
- Indonesian Idol
- Indera Ke Enam
- Incen
- Carita de Angel
- Betty La fea
- Nirmala
- Liontin
- Pangeran Penggoda
- Putri yang Terbuang
- Intan
- Namaku Mentari
- Eneng dan Kaos Kaki Ajaib
- Go Spot
- dan masih banyak lagi acara-acara yang lain
- Siapa Lebih Berani
- Seputar Indonesia
- Dahsyat
- Silet
- Sergap
- Kabar-kabari
- Cek & Ricek
- Mata-mata
- Minta Tolong
- Doa dan Karunia
- Safa dan Marwah
- Cinta dan Anugerah
- Masihkah Kau Mencintaiku??
- Tak Ada yang Abadi
- Hits
- OB Shift 2
Direktur Utama :Sutanto Hartono
Direktur Programming :Harsiwi Achmad
Direktur Keuangan :Beti P. Santoso
Direktur Sales & Marketing :Rudy Ramawi
Direktur Corporate Affairs :Syafril Nasution
Susunan Komisaris RCTI
Komisaris Utama :B. Hary Tanoesoedibjo
Wk. Komisaris Utama :M. Tachril Sapi'ie
Komisaris I :B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris II :Komjen. (Pol) (Purn.) Drs. Posma L. Tobing
Komisaris III :Oeriyanto Guyandi
Berikut nama-nama Direktur Utama RCTI
- Peter F. Gontha (1989-1990)
- J. P. Soebandono (1990-1991)
- M. S. Rallie Siregar (1991-1999)
- Nenny Soemawinata (1999-2000)
- Harry Kuntoro (Pjs.) (2000-2000)
- Wisnu Hadi (2000-2003)
- Hary Tanoesoedibjo (2003-2008)
- Sutanto Hartono (2008-20...)
Saat ini RCTI hadir di 47 kota di Indonesia, diantaranya:
Ambon | Maluku | E12 | |
Balikpapan | Kalimantan Timur | E30 | |
Banda Aceh | Nanggroe Aceh Darussalam | E28 | |
Bandar Lampung | Lampung | E32 | |
Bandung | Jawa Barat | E50 | |
Banjarmasin | Kalimantan Selatan | E30 | |
Banyumas/Purwokerto | Jawa Tengah | E41 | |
Batam | Kepulauan Riau | E43 | |
Batu Sangkar | Sumatera Barat | E31 | |
Bengkulu | Bengkulu | E30 | |
Bukittinggi | Sumatera Barat | E58 | |
Cirebon | Jawa Barat | E30 | |
Denpasar | Bali | E35 | |
Garut | Jawa Barat | E34 | |
Jakarta | DKI Jakarta | E43 | |
Jambi | Jambi | E33 | |
Jayapura | Papua | E24 | |
Jember | Jawa Timur | E58 | |
Kediri | Jawa Timur | E57 | |
Kendari | Sulawesi Tenggara | E26 | |
Kotabaru | Kalimantan Selatan | E54 | |
Kupang | Nusa Tenggara Timur | E12 | |
Lhokseumawe | Nanggroe Aceh Darussalam | E24 | |
Madiun | Jawa Timur | E42 | |
Makassar [Ujung Pandang] | Sulawesi Selatan | E33 | |
Malang | Jawa Timur | E40 | |
Manado | Sulawesi Utara | E30 | |
Mataram | Nusa Tenggara Barat | E10 | |
Medan | Sumatera Utara | E33 | |
Merauke | Papua | E11 | |
Padang | Sumatera Barat | E43 | |
Painan | Sumatera Barat | E32 | |
Palangkaraya | Kalimantan Tengah | E31 | |
Palembang | Sumatera Selatan | E24 | |
Palu | Sulawesi Tengah | E27 | |
Pangkalpinang | Bangka-Belitung | E50 | |
Pekanbaru | Riau | E22 | |
Pontianak | Kalimantan Barat | E9 | |
Sabang | Nanggroe Aceh Darussalam | E11 | |
Samarinda | Kalimantan Timur | E43 | |
Sawahlunto | Sumatera Barat | E30 | |
Semarang | Jawa Tengah | E33 | |
Serang | Banten | E59 | |
Surabaya | Jawa Timur | E30 | |
Surakarta [Solo] | Jawa Tengah | E40 | |
Tegal | Jawa Tengah | E59 | |
Yogyakarta | DI Yogyakarta | E32 |
Referensi
http://www.rcti.tv/
TVRI
Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta . Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput ASIAN GAMES ke-4 yang diselenggarakan di Jakarta tahun 1962.
Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Pada tahun 80-an dan 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan karena sebagai televisi milik pemerintah, TVRI dilarang untuk berkomersialisasi , dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan pada tahun 2003. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.
TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia selama 27 tahun sampai akhirnya tahun 1989 di Jakarta telah berdiri stasiun televisi RCTI dan tahun 1990 di Surabaya berdiri stasiun televisi SCTV.
Televisi Republik Indonesia | |
---|---|
Diluncurkan: Percobaan: | 24 Agustus 1962 di Jakarta 17 Agustus 1962 |
Pemilik: | Departemen Komunikasi dan Informatika RI |
Saluran afiliasi: Direktur Utama | TPI (1991-1997), QTV (2000-sekarang), Swara (2000-sekarang) dan Televisi Edukasi (2004-sekarang) Drs. Hariono, M.Si (2008) |
Situs web | http://www.tvri.co.id |
Galeri logo
Sejarah
Latar belakang
- Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.
- Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).
- Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:
- Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
- Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
- Mempersiapkan software (program dan tenaga).
- Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
- Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
- Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujungpandang (Makassar), Manado, Denpasar dan Balikpapan (bantuan Pertamina).
Pembangunan Stasiun Produksi Keliling
Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:
- SPK Jayapura
- SPK Ambon
- SPK Kupang
- SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
- SPK Semarang
- SPK Bandung
- SPK Banjarmasin
- SPK Pontianak
- SPK Banda Aceh
- SPK Jambi
- SPK Padang
- SPK Lampung
Status TVRI pada Era Orde Baru
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah.
Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.
Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) Pemerintah.
Tahun 1975 dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.
TVRI di Era Reformasi
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.
Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan Republik Indonesia (untuk urusan keuangan).
Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN
Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, tahun 2006 TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Direktur Utama TVRI saat ini adalah Hariono, M.Si sejak Oktober 2008
Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah :
- TVRI Stasiun DKI Jakarta
- TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam
- TVRI Stasiun Sumatera Utara
- TVRI Stasiun Sumatera Selatan
- TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten
- TVRI Stasiun Jawa Tengah
- TVRI Stasiun Jogyakarta
- TVRI Stasiun Jawa Timur
- TVRI Stasiun Bali
- TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
- TVRI Stasiun Kalimantan Timur
- TVRI Stasiun Sumatera Barat
- TVRI Stasiun Jambi
- TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau
- TVRI Stasiun Kalimantan Barat
- TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
- TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
- TVRI Stasiun Papua
- TVRI Stasiun Bengkulu
- TVRI Stasiun Lampung
- TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
- TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur
- TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat
- TVRI Stasiun Gorontalo
- TVRI Stasiun Sulawesi Utara
- TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
- TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara
Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.
TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 20,5 jam, mulai pukul 04.30 WIB hingga 01.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.
TVRI dewasa ini
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 di mana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI yang tersedia.
Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.
Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia.
Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.
Programa 2
TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada April 1989 dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 16.00 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama di bidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Di bidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
Dewan Pengawas
Ketua :Drs. Hazairin Sitepu
Anggota :
- Prof. Dr. Musa Asyarie
- Dra. Hj. Retno Intani Z. A., M.Sc
- Drs. Abraham Insan, MMSI
- Brigjen. TNI. (Purn.) Drs. H. Robik Mukav
Dewan Direksi
Direktur Utama :Drs. Hariono, M.Si
Direktur Teknik :Satya Sudhana
Direktur Program dan Berita :Yon Anwar
Direktur Umum :Dra. Imas Sunarya, MM.
Direktur Pengembangan Usaha :Ir. Hendra Budi Rahman
Direktur Keuangan :Dr. Antar M. T. Sianturi, Ak. MBA
Acara terkenal
Serial TV
- ACI (Aku Cinta Indonesia)
- Film Cerita Akhir Pekan
- Keluarga Cemara
- Kisah Serumpun Bambu
- Losmen
- Ria Jenaka
- Rumah Masa Depan
- Si Komo
- Si Unyil
- Santet
Musik
- Aneka Ria Safari
- Chandra Kirana
- Gebyar Keroncong
- Kamera Ria
Permainan
- Berpacu Dalam Melodi
- Cepat Tepat
- Cerdas Cermat
Talk show dan edukatif
- Binar
- Dian Rana
- Flora dan Fauna
- Gemar Menggambar
- Kedai Bagus
- Sarapan
- Senang Bareng Yuuuk......
- Taman Indria
Olahraga
- Dari Gelanggang ke Gelanggang
- Arena dan Juara
- Monitor Olahraga
- Speedometer
- Olimpik
- PON
Luar negeri
- Bionic Woman
- BJ and the Bear
- Bonanza
- Charlie's Angels
- CHiPS
- Heroes
- Hunter
- A Matter of Faith
- Kung Fu
- The Ghost Hunter
- The A Team
- Voyage to The Bottom City
- Return to Eden
- Daktari
- Manix
- Land of the Giant
- Little House of Prairie
- Oshin
- Planet of the Apes
- Remington Stele
- Six Million Dollar Man
- Square One
Berita
- Dunia Dalam Berita
- Warta Malam
- Warta Nusantara
- Laporan Khusus
- Warta Terakhir
Lin-lain
- Dari Desa ke Desa
- Mana Suka Siaran Niaga
Referensi
Selasa, 13 Oktober 2009
Senin, 12 Oktober 2009
Ragam Televisi Indonesia
Stasiun televisi di Indonesia sudah ada sejak berdirinya TVRI pada 24 Agustus 1962 silam. Pada awalnya TVRI didirikan untuk menayangkan ASIAN GAMES ke-4 di Jakarta. Pada akhirnya, TVRI menjadi stasiun televisi milik pemerintah. Selama 27 tahun, TVRI telah memonopoli bursa pertelevisian Indonesia. Namun pada 24 Agustus 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, namun hanya penduduk yang mempunyai antena parabola dan dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI. Tetapi, pada tanggal 24 Agustus 1990, RCTI diizinkan bersiaran bebas dan saat itu juga di Surabaya berdiri stasiun televisi yang bernama SCTV yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya.
Berikut adalah daftar stasiun televisi di Indonesia.
|
Televisi free-to-air
Berikut adalah stasiun televisi free-to-air di Indonesia yang salurannya dapat disaksikan melalui antena UHF/VHF (terestrial). Saat berlakunya Undang-Undang Nomor 32/2002 tentang Penyiaran, izin penyelenggaran siaran televisi melalui antena UHF/VHF (terestrial) yang dikeluarkan hanyalah untuk stasiun televisi lokal. Stasiun televisi yang ingin melakukan siaran nasional harus melakukan siaran jaringan antar beberapa stasiun televisi lokal.
Nasional
- TVRI (mengudara 24 Agustus 1962)
- RCTI (mengudara 24 Agustus 1989)
- SCTV (mengudara 24 Agustus 1990)
- TPI (mengudara 23 Januari 1991)
- ANTV (mengudara 01 Maret 1993)
- Indosiar (mengudara 11 Januari 1995)
- Metro TV (mengudara 25 November 2000)
- Trans TV (mengudara 15 Desember 2001)
- Trans 7 (mengudara 25 November 2001; re-launch 15 Desember 2006)
- TV One (mengudara 07 Agustus 2002; re-launch 14 Februari 2008)
- Global TV (mengudara 08 Oktober 2002)
Lokal
- Aceh TV (NAD)
- Deli TV (Sumut)
- Minang TV (Sumbar)
- Riau TV (Riau)
- Batam TV (Kepri)
- Urban TV (Kepri)
- SKY TV (Sumsel)
- Lampung TV (Lampung)
- Cahaya TV (Banten)
- O-Channel (Jakarta)
- IM-TV (Jabar)
- S-TV (Jabar)
- Pro TV (Jateng)
- TA-TV (Jateng)
- J-TV (Jatim)
- SBO TV (Jatim)
- Mahameru TV (Jatim)
- Bali TV (Bali)
- Bali Music Channel (Bali)
- Kapuas Citra TV (Kalbar)
- Banjarmasin TV (Kalsel)
- Borneo TV (Kalteng)
- PK-TV (Kaltim)
- Pacific TV (Sulut)
- Gorontalo TV (Gorontalo)
- Makassar TV (Sulsel)
- Fajar TV (Sulsel)
- Ambon TV (Maluku)
- Mandiri Papua TV (Papua)
- dan masih banyak yang lainnya
Satelit
- TV Edukasi
Televisi berlangganan
Operator
Berikut adalah operator televisi berlangganan di Indonesia yang salurannya hanya dapat ditangkap dengan alat penerima tertentu (receiver/decoder) melalui satelit, kabel, atau terestrial. Operator televisi berlangganan dapat memiliki lebih dari 1 saluran.
- Aora TV
- Astro Nusantara (tidak beroperasi)
- First Media
- IM2 PayTV
- Indovision
- M2V Mobile TV
- OkeVision
- Telkom Vision
- TopTV
- Yes TV
Saluran
Berikut adalah saluran televisi di Indonesia yang hanya tersedia melalui operator televisi berlangganan tertentu.
- MNC Music
- MNC Entertainment
- MNC News
- MNC The Indonesian Channel
- QTV
- Swara
- Telkom Vision 1
- Telkom Vision 2
- Vision1 Sports
- Vision2 Drama
Indonesia memiliki banyak grup media yang menaungi beberapa stasiun televisi. Hal ini bertujuan meningkatkan kerja sama antar stasiun televisi.
Berikut macam-macam grup media di Indonesia:
- Media Nusantara Citra (MNC)
- Trans Corp
- Surya Citra Media
- Indosiar Karya Media
- Media Group
- Mahaka Media
- Jawa Pos Group