Senin, 26 Oktober 2009

SCTV

SCTV didirikan oleh 2 pengusaha kelas kakap, yaitu Henry Pribadi dan Sudwikatmono di Surabaya, Jawa Timur dengan bantuan modal dari PT. Bimantara Citra, Tbk., sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Bambang Trihatmodjo yang menaungi RCTI. SCTV diresmikan tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur yang saat itu bertujuan untuk me-relay acara-acara RCTI di Surabaya karena saat itu siaran RCTI hanya dapat ditangkap di Jabodetabek dengan menggunakan dekoder. Sejak SCTV mengudara, sejak itu pula RCTI mencabut dekodernya dan diizinkan bersiaran bebas namun hanya di wilayah Jabodetabek. Karena RCTI dan SCTV memiliki kesamaan dalam segala hal, banyak orang yang mengatakan 2 stasiun ini sebagai "saudara kembar".

SCTV
PT Surya Citra Televisi
Logo sctv 3.jpg
Slogan






Mengudara

Percobaan
"Satu Untuk Semua" (2005-sekarang), SCTV Ngetop (1997-2005), Ayo SCTV (1993-1997), Selalu Siap Menemanimu (1993-1997).

24 Agustus 1990

01 Juni 1990
Pemilik PT. Bimantara Citra, Tbk. (1990-1996), PT. Surya Citra Media, Tbk. (1999-Sekarang)
Kantor pusat SCTV Tower Senayan City Jl. Asia Afrika Lot 19, Kel. Gelora, Kec. Tanah Abang, Jakarta 10270
Saluran afiliasi

Direktur Utama
RCTI (1990-1996), O-Channel (2006-20...)

Fofo Sariaatmadja (2006)
Situs web www.sctv.co.id


Galeri Logo

Logo SCTV
24 Agustus 1990 - 29 Januari 2005

Sejarah SCTV
SCTV mengudara secara resmi tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur. Saat itu, kepanjangannya adalah Surabaya Central TV. Acara-acaranyapun me-relay tayangan RCTI di Jakarta karena saat itu RCTI hanya bersiaran di Jabodetabek. Saat awal siaran, SCTV hanya menjangkau wilayah Gerbang Kertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan). Namun, pada tahun 1991 didirikan SCTV stasiun Bali di Denpasar dan stasiun Surakarta di Jawa Tengah. Sejak saat itu, SCTV berubah nama menjadi Surya Citra Televisi.
Pada tahun 1993, SCTV mendapatkan izin bersiaran nasional dan pada saat itu, SCTV memindahkan pusat operasionalnya dari Jl. Darmo, Surabaya ke wilayah Kedoya, Jakarta Barat. Dan tahun itu pula didirikan PT. Sindo Citra Media, Tbk., sebuah induk usaha bentukan Bimantara Citra untuk menyatukan RCTI dan SCTV. Sejak itu, semua orang semakin percaya bahwa RCTI dan SCTV merupakan "saudara kembar" yang sulit dipisahkan.
Namun, masalah uang telah meruntuhkan persahabatan 2 stasiun televisi ini. Hanya gara-gara pemegang saham SCTV merasa dicurangi oleh PT. Bimantara Citra, Tbk. dalam pembagian saham, tahun 1996 RCTI dan SCTV akhirnya berpisah. Dan pada saat itu SCTV bertekad agar bisa lebih hebat dari RCTI.
Untuk itu, tahun 1999 didirikan induk usaha bentukan SCTV, yaitu PT. Surya Citra Media, Tbk. untuk membuktikan kepada seluruh Indonesia bahwa SCTV bisa lebih baik dari RCTI.
Pada tahun 2001, SCTV berpindah kantor dari daerah Kedoya, Jakarta Barat, ke Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Itu semua bertujuan agar SCTV bisa mengumpulkan iklan sebanyak-banyaknya karena daerah Gatot Subroto merupakan salah satu pusat bisnis terbesar di kota Jakarta. Namun, tahun 2008, SCTV berpindah kantor lagi ke daerah Senayan City, Jakarta Pusat. Itu semua karena Senayan City ditargetkan menjadi super komplek media,
lifestyle, dan entertainment pertama di Indonesia. Dengan konsep ini diharapkan bisa menjadi pelopor dalam pengembangan new media.
Pada tahun 2005, SCTV resmi meluncurkan logo baru dan juga slogan baru, yaitu "Satu Untuk Semua". Itu karena SCTV sudah beranjak dewasa dan bisa dikatakan berpengalaman dalam merasakan asam manisnya televisi yang dikenal karena tayangan-tayangan
reality show-nya. Dan pada tahun itu pula, SCTV berganti manajemen yang sebelumnya dimiliki oleh Hendry Pribadi, diganti oleh Eddy Sariaatmadja dan langsung menunjuk adik Eddy, Fofo Sariaatmadja untuk menjadi direktur utama melalui PT. Abhimata Mediatama, Tbk. yang merupakan anak usaha dari PT. Elang Mahkota Teknologi, Tbk.
Untuk membuktikan agar bisa bersaing dengan RCTI melalui MNC-nya, SCTV-pun menggandeng O-Channel, stasiun televisi lokal Jakarta, untuk bergabung dalam satu manajemen, yaitu PT. Surya Citra Media, Tbk. pada tahun 2007 yang lalu.


Acara-acara SCTV
Pada awal siaran, SCTV me-relay acara-acara RCTI karena RCTI hanya bersiaran di Jabodetabek, sedangkan SCTV hanya bersiaran di Surabaya. Jadi, SCTV hanya mampu menayangkan acara-acara RCTI.
Namun, sejak SCTV pindah ke Jakarta tahun 1993, SCTV menayangkan acara-acaranya sendiri, namun sebagian ada yang berasal dari RCTI, diantaranya:

  1. Xena
  2. Maria Mercedes
  3. Bugs Bunny
  4. L. A. Law
  5. Pesta Anak
  6. Popeye
  7. Casper
  8. The Nanny
  9. Mr. Bean
  10. Wok With Yan
  11. Spontan
  12. Rahasia Dapur Kita
  13. Wonder Woman
  14. NBA Games
  15. Liga Kobatama
  16. The X-Files
  17. Lika-liku Laki-laki.
  18. Barbie
  19. Berita Daerah (isi beritanya sama seperti Seputar Indonesia, namun tahun 1996 berganti nama menjadi Liputan 6)
  20. Indosat Galileo
  21. Si Cantik Clara
  22. Enno Ceria
  23. Dunia Anak
  24. Ci-Luk-Ba
  25. dan masih banyak yang lainnya
Tahun 2000, SCTV juga memiliki tayangan-tayangan yang pastinya "Ngetop" pada saat itu diantaranya:
  1. Rosalinda
  2. Maria Mercedes
  3. Maria Cinta yang Hilang
  4. Misteri Nini Pelet
  5. Pokemon
  6. Derap Hukum
  7. Samurai X
  8. Godzilla
  9. Smallville
  10. Wah Cantiknya
  11. Malam Pertama
  12. Di Sini Ada Setan
  13. Astaghfirullah
  14. Kisah Kasih di Sekolah
  15. Adam dan Hawa
  16. Boneka Poppy
  17. Untung Ada Jinny
  18. Tuyul Millenuim
  19. Putri Duyung
  20. Lorong Waktu
  21. Kiamat Sudah Dekat
  22. Para Pencari Tuhan
  23. Toyib Minta Kawin
  24. Cintaku di Rumah Susun 2
  25. Juki
  26. Khayalan Tingkat Tinggi
  27. Shaka Laka Boom-boom
  28. Thief of Baghdad
  29. Kuis Kocok-kocok
  30. Buser
  31. dan masih banyak yang lainnya
Berikut inilah program-program SCTV yang sedang tayang tahun 2009 adalah:
  1. Liputan 6
  2. Was-was
  3. Inbox
  4. Gala Sinema
  5. Halo Selebriti
  6. Hot Shot
  7. Status Selebriti
  8. Playlist
  9. BCL (Bayu Cinta Luna)
  10. Cinta Fitri season Ramadhan
  11. Music by Request
  12. Lemon Tea
  13. Teamlo vs ???
  14. Hip Hip Hura
  15. dan masih banyak yang lainnya
Susunan Direksi SCTV
Direktur Utama :Fofo Sariaatmadja
Direktur Keuangan :Salusra Wijaya
Direktur Program dan Produksi :Budi Sutjiawan
Direktur Pemasaran dan Penjualan :Lie Halim
Direktur Pengembangan Usaha :Alvin W. Sariaatmadja

Susunan Komisaris SCTV
Komisaris Utama :R. Soeyono
Komisaris I :Eddy Sariaatmadja
Komisaris II :Susanto Suwarto
Komisaris III :Siti Hediati Hariadi (Titik Soeharto)
Komisaris Independen I :Agus Lasmono Sudwikatmono
Komisaris Independen II :Max Sumakno Budiarto


Daftar Direktur Utama SCTV
  1. Slamet Supoyo (1990-1993)
  2. Adi Satria (1993-1995)
  3. Hendry Pribadi (1995-1997)
  4. Agus Mulyanto (1997-2002)
  5. Lanny Ratulangi (2002-2004)
  6. Wisnu Hadi (2004-2006)
  7. Fofo Sariaatmadja (2006-20...)

Jangkauan Siaran SCTV
Saat ini, SCTV telah hadir di 47 kota di Indonesia. Diantaranya
Ambon Maluku
E10
Balikpapan Kalimantan Timur E32
Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam E30
Bandar Lampung Lampung E34
Bandung Jawa Barat E52
Banjarmasin Kalimantan Selatan
E34
Banyuwangi Jawa Timur E42
Batam Kepulauan Riau E47
Bengkulu
Bengkulu E26
Bontang Kalimantan Timur E26
Bukittinggi [Bukit Tinggi] Sumatera Barat E60
Cilegon Banten E55
Cirebon Jawa Barat E26
Denpasar Bali E31
Garut Jawa Barat E30
Jakarta DKI Jakarta E45
Jambi Jambi E35
Jayapura Papua E30
Jember Jawa Timur E62
Kediri
Jawa Timur E53
Kebumen Jawa Tengah E51
Kendari Sulawesi Tenggara E24
Madiun Jawa Timur E48
Makassar [Ujung Pandang]
Sulawesi Selatan E35
Malang Jawa Timur E46
Manado Sulawesi Utara E34
Mataram Nusa Tenggara Barat E32
Medan Sumatera Utara E35
Padang Sumatera Barat E47
Palangkaraya Kalimantan Tenggah E35
Palembang Sumatera Selatan E32
Palu Sulawesi Tengah E31
Pekanbaru Riau E26
Pontianak Kalimantan Barat E31
Purwokerto Jawa Tengah E45
Samarinda Kalimantan Timur E47
Semarang Jawa Tengah E35
Surabaya Jawa Timur E34
Surakarta [Solo] Jawa Tengah E44
Tegal Jawa Tengah E55
Yogyakarta DI Yogyakarta E34

Rabu, 14 Oktober 2009

RCTI

RCTI

RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia) adalah stasiun televisi swasta pertama di Indonesia. RCTI pertama mengudara pada 13 November 1988 dan diresmikan 24 Agustus 1989 dan pada waktu itu, siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh pelanggan yang memiliki dekoder dan membayar iuran setiap bulannya. RCTI melepas dekodernya pada 24 Agustus 1990. Pemerintah mengizinkan RCTI melakukan siaran bebas secara nasional sejak tahun 1990 tapi baru terwujud pada akhir 1991 setelah membuat RCTI Bandung pada 1 Mei 1991. RCTI termasuk stasiun televisi yang besar di Indonesia. Sejak Oktober 2003, RCTI dimiliki oleh Media Nusantara Citra, kelompok perusahaan media yang juga memiliki Global TV dan TPI.

Motto RCTI adalah "SEMAKIN OKE".

RCTI
PT Rajawali Citra Televisi Indonesia
Header2.jpeg
Slogan"RCTI OKE" (1994-sekarang), Saluran Informasi & Hiburan (1991-1992), Menghadirkan Pentas Dunia Di Rumah Anda (1989-1991)
Mengudara


Percobaan


24 Agustus 1989

13 November 1988

PemilikPT. Media Nusantara Citra, Tbk.
Kantor pusatJl. Perjuangan, Kel. Kebon Jeruk, Kec. Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530
Saluran afiliasi



Direktur Utama
Global TV (2001-sekarang), TPI (2003-sekarang), SCTV (1990-1996), Metro TV (2000-2003)
Sutanto Hartono (2008)

Situs webhttp://www.rcti.tv/






Asal Usul
RCTI merupakan televisi swasta pertama di Indonesia. Tujuannya adalah sebagai alternatif atas tontonan menarik yang sebelum 1989 dikuasai oleh TVRI yang saat itu menjadi corong pemerintah untuk mempropagandakan Orde Baru yang berkuasa saat itu. RCTI pertama kali bersiaran tanggal 13 November 1988 dan saat itu siaran-siaran RCTI hanya dapat ditangkap oleh dekoder karena kekhawatiran pemerintah bahwa RCTI nantinya akan menyaingi TVRI jika disiarkan secara bebas. Namun, para direktur RCTI dan PT. Bimantara Citra, Tbk., selaku pendiri RCTI meyakini pemerintah bahwa RCTI tidak akan menyaingi TVRI. Akhirnya, RCTI mengudara secara resmi tanggal 24 Agustus 1989 bertepatan dengan ulang tahun TVRI ke-27. Saat awal siaran, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena modalnya lebih murah jika dibandingkan dengan memproduksi sendiri yang biayanya jauh lebih mahal. Karena setiap hari pelanggan dekoder RCTI semakin bertambah di wilayah Jabodetabek, maka pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI untuk bersiaran secara bebas mulai 24 Agustus 1990. Saat itu pula di Surabaya PT. Bimantara Citra, Tbk. juga mendirikan stasiun televisi yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya, yaitu SCTV. Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai "saudara kembar" karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda.
Setelah sekian lama bersiaran lokal di kota Jabodetabek, akhirnya bulan November 1990 RCTI bersiaran secara nasional, namun hal itu baru direalisasikan tahun 1991 saat meluncurkan RCTI Bandung yang bertugas merelay acara-acara RCTI di Jakarta, tapi susunan acaranya berbeda. Setelah sukses dengan RCTI Bandung-nya, akhirnya awal tahun 1992 RCTI bersiaran secara nasional, diantaranya Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Palembang, Padang, Lampung, Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Ambon, Jayapura, dan hingga akhirnya tahun 1993 RCTI sudah bisa disaksikan di seluruh Indonesia.
Pada tahun 1996, terjadi kekisruhan antar pemilik saham RCTI dan SCTV. Itu semua karena pemilik saham SCTV merasakan ketidakadilan yang dilakukan oleh PT. Bimantara Citra, Tbk. yang lebih me-nomor satu-kan RCTI ketimbang SCTV. Karena itulah, RCTI dan SCTV memutuskan untuk berpisah dan menjalankan kehidupannya sendiri-sendiri.
Tahun 1999, RCTI merupakan televisi swasta pertama yang melakukan reformasi besar-besaran dalam susunan manajemen. Hampir semua susunan direksi dan komisaris dirombak total untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang sempat merugi karena krisis moneter tahun 1997 lalu.
Setelah 4 tahun menyendiri, akhirnya RCTI memiliki 2 stasiun televisi yang menjadi teman RCTI, yaitu Metro TV dan Global TV. PT. Bimantara Citra Tbk. mendirikan Global TV (PT. Global Informasi Bermutu, Tbk.) pada tahun 1999 dan memiliki 70% saham atas Global TV dan juga memodali berdirinya Metro TV (PT. Media Televisi Indonesia, Tbk.) dan memiliki 25% saham Metro TV. Namun, pada tahun 2002, PT. Bimantara Citra, Tbk. berganti manajemen setelah dibeli PT. Bhakti Investama, Tbk. Pemilik baru dari PT. Bimantara Citra, Tbk. menilai Metro TV kurang memberikan keuntungan berarti dan segmentasinya tumpang tindih dengan RCTI. Hingga akhirnya Bimantara menjual 25% saham Metro TV dan Juli 2003 Bimantara membeli 75% saham PT. Cipta TPI, Tbk. dan langsung menempatkan para direksi baru di TPI. Dan pada Oktober 2003, PT. Bimantara Citra, tbk. mendirikan induk usaha untuk RCTI, TPI, dan Global TV, yaitu PT. Media Nusantara Citra, Tbk.

Acara-acara RCTI
Pada awal siarannya, RCTI hanya menayangkan acara-acara luar negeri karena saat itu modal untuk membuat tayangan sendiri belum cukup jika dibandingkan dengan membeli tayangan-tayangan luar negeri. Namun, karena masyarakat Jabodetabek juga menginginkan informasi-informasi akurat, akhirnya RCTI menayangkan acara berita pertama di televisi swasta nasional dengan nama SEPUTAR JAKARTA pada November 1989. Namun, karena tahun 1990 sudah mendapatkan izin bersiaran nasional, sejak itu pula SEPUTAR JAKARTA berubah nama menjadi SEPUTAR INDONESIA dan menjadi program berita andalan masyarakat Indonesia selain DUNIA DALAM BERITA dan BERITA NASIONAL.
Berikut acara-acara RCTI saat pertama siaran:
  1. Seputar Jakarta
  2. 21 Jumpstreet
  3. Tour of Duty
  4. Wonder Woman
  5. ALF
  6. Mc Gyfer
  7. Flash
  8. Knight Rider
  9. Batman
  10. The Love Boat
  11. Major Dad
  12. MTV Asia Tenggara
  13. Doraemon
Setelah sekian lama menayangkan acara-acara luar negeri, akhirnya RCTI memberanikan diri untuk menayangkan acara-acara lokal produksi dalam negeri.
Berikut acara-acara lokal RCTI yang tayang pada tahun 1990-an
  1. Lenong Rumpi
  2. Gara-gara
  3. Opera 3 Zaman
  4. Si Doel Anak Sekolahan
  5. Ba'so (Bagito Show)
  6. Tuyul dan Mbak Yul
  7. Jin dan Jun
  8. Jinny Oh Jinny
  9. Si Buta dari Goa Hantu
  10. Wiro Sableng
  11. Keluarga Cemara
  12. Moddy si Juragan Kost
  13. Si Manis Jembatan Ancol
  14. Toloy si Bocah Sakti
  15. Robin
  16. Planet Football
  17. Cinema-cinema
  18. Kata Berkait
  19. Kuis Piramida
  20. Kuis Jari-jari
  21. dan masih banyak yang lainnya
Tidak hanya hiburan saja, RCTI juga memiliki tayangan-tayangan berita yang ternama di Indonesia. Pada tanggal 09 Februari 2009, seluruh program-program berita RCTI dilebur menjadi satu nama, yaitu SEPUTAR INDONESIA.
Berikut nama-nama acara berita RCTI
  1. Seputar Jakarta (namun mulai tahun 1990 berubah menjadi Seputar Indonesia)
  2. Buletin Malam (tayang bulan November 1990, dan tahun 2009 berubah menjadi Seputar Indonesia Malam)
  3. Nuansa Pagi (tayang Agustus 1993, dan tahun 2009 berubah menjadi Seputar Indonesia Pagi)
  4. Buletin Siang (tayang Agustus 1993, dan tahun 2009 berubah menjadi Seputar Indonesia Siang)
  5. Indonesia Today (program berita bahasa Inggris yang tayang tahun 1997 hingga 2001)
  6. Sekilas Info
Selain itu, RCTI memiliki acara-acara sport yang menjadi favorit pencinta olahraga.
Berikut acara-acara olahraga:
  1. Liga Italia Serie A (1991-2003)
  2. Liga Champions (1996-sekarang)
  3. Liga Jerman (2002-2004)
  4. Liga Spanyol (2005-2008)
  5. Liga Marlboro (2000-2001)
  6. Formula 1 (1998-2001)
  7. Sabuk Emas RCTI
Di tahun 2000-an, acara-acara RCTI juga tidak kalah kerennya. Namun, tidak hanya sinteron dan berita saja yang menjadi prioritas, RCTI juga menghadirkan tayangan-tayangan kuis, reality show, infotainment, dan lain-lain.
Berikut nama-nama acara RCTI tahun 2000-an
  1. Gerhana
  2. Selamat Datang Pagi
  3. Angin Malam
  4. Ketoprak Humor
  5. Welcome Dance
  6. Kecil-kecil Jadi Manten
  7. Mandragade
  8. Bidadari
  9. Kisah Sedih di Hari Minggu
  10. Pernikahan Dini
  11. Who Wants to be a Millionaire
  12. Serial TV Ada Apa Dengan Cinta
  13. Silet (infotainment)
  14. Cek & Ricek
  15. Panji Manusia Millenium
  16. Pelangi di Matamu
  17. Joged
  18. Indonesian Idol
  19. Indera Ke Enam
  20. Incen
  21. Carita de Angel
  22. Betty La fea
  23. Nirmala
  24. Liontin
  25. Pangeran Penggoda
  26. Putri yang Terbuang
  27. Intan
  28. Namaku Mentari
  29. Eneng dan Kaos Kaki Ajaib
  30. Go Spot
  31. dan masih banyak lagi acara-acara yang lain
Dan inilah acara-acara RCTI yang sedang tayang:
  1. Siapa Lebih Berani
  2. Seputar Indonesia
  3. Dahsyat
  4. Silet
  5. Sergap
  6. Kabar-kabari
  7. Cek & Ricek
  8. Mata-mata
  9. Minta Tolong
  10. Doa dan Karunia
  11. Safa dan Marwah
  12. Cinta dan Anugerah
  13. Masihkah Kau Mencintaiku??
  14. Tak Ada yang Abadi
  15. Hits
  16. OB Shift 2
Susunan Direksi RCTI
Direktur Utama :Sutanto Hartono
Direktur Programming :Harsiwi Achmad
Direktur Keuangan :Beti P. Santoso
Direktur Sales & Marketing :Rudy Ramawi
Direktur Corporate Affairs :Syafril Nasution

Susunan Komisaris RCTI
Komisaris Utama :B. Hary Tanoesoedibjo
Wk. Komisaris Utama :M. Tachril Sapi'ie
Komisaris I :B. Rudijanto Tanoesoedibjo
Komisaris II :Komjen. (Pol) (Purn.) Drs. Posma L. Tobing
Komisaris III :Oeriyanto Guyandi

Berikut nama-nama Direktur Utama RCTI
  1. Peter F. Gontha (1989-1990)
  2. J. P. Soebandono (1990-1991)
  3. M. S. Rallie Siregar (1991-1999)
  4. Nenny Soemawinata (1999-2000)
  5. Harry Kuntoro (Pjs.) (2000-2000)
  6. Wisnu Hadi (2000-2003)
  7. Hary Tanoesoedibjo (2003-2008)
  8. Sutanto Hartono (2008-20...)
Jangkauan Siaran
Saat ini RCTI hadir di 47 kota di Indonesia, diantaranya:
Ambon
Maluku E12
Balikpapan Kalimantan Timur E30
Banda Aceh Nanggroe Aceh Darussalam E28
Bandar Lampung Lampung E32
Bandung Jawa Barat E50
Banjarmasin Kalimantan Selatan E30
Banyumas/Purwokerto Jawa Tengah E41
Batam Kepulauan Riau E43
Batu Sangkar Sumatera Barat E31
Bengkulu Bengkulu E30
Bukittinggi Sumatera Barat E58
Cirebon Jawa Barat E30
Denpasar Bali E35
Garut Jawa Barat E34
Jakarta DKI Jakarta E43
Jambi Jambi E33
Jayapura Papua E24
Jember Jawa Timur E58
Kediri Jawa Timur E57
Kendari Sulawesi Tenggara E26
Kotabaru Kalimantan Selatan E54
Kupang Nusa Tenggara Timur
E12
Lhokseumawe Nanggroe Aceh Darussalam E24
Madiun Jawa Timur E42
Makassar [Ujung Pandang] Sulawesi Selatan E33
Malang Jawa Timur E40
Manado Sulawesi Utara E30
Mataram Nusa Tenggara Barat E10
Medan Sumatera Utara
E33
Merauke Papua E11
Padang Sumatera Barat E43
Painan Sumatera Barat E32
Palangkaraya Kalimantan Tengah E31
Palembang Sumatera Selatan
E24
Palu Sulawesi Tengah E27
Pangkalpinang Bangka-Belitung E50
Pekanbaru Riau E22
Pontianak Kalimantan Barat E9
Sabang Nanggroe Aceh Darussalam E11
Samarinda Kalimantan Timur E43
Sawahlunto Sumatera Barat E30
Semarang Jawa Tengah E33
Serang Banten E59
Surabaya Jawa Timur E30
Surakarta [Solo] Jawa Tengah
E40
Tegal Jawa Tengah E59
Yogyakarta DI Yogyakarta E32

Referensi
http://www.rcti.tv/






TVRI

Televisi Republik Indonesia (TVRI) adalah stasiun televisi pertama di Indonesia, yang mengudara sejak tanggal 24 Agustus 1962. Siaran perdananya menayangkan Upacara Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-17 dari Istana Negara Jakarta . Siarannya ini masih berupa hitam putih. TVRI kemudian meliput ASIAN GAMES ke-4 yang diselenggarakan di Jakarta tahun 1962.

Dahulu TVRI pernah menayangkan iklan dalam satu tayangan khusus yang dengan judul acara Mana Suka Siaran Niaga (sehari dua kali). Pada tahun 80-an dan 90-an TVRI tidak diperbolehkan menayangkan iklan karena sebagai televisi milik pemerintah, TVRI dilarang untuk berkomersialisasi , dan akhirnya TVRI kembali menayangkan iklan pada tahun 2003. Status TVRI saat ini adalah Lembaga Penyiaran Publik. Sebagian biaya operasional TVRI masih ditanggung oleh negara.

TVRI memonopoli siaran televisi di Indonesia selama 27 tahun sampai akhirnya tahun 1989 di Jakarta telah berdiri stasiun televisi RCTI dan tahun 1990 di Surabaya berdiri stasiun televisi SCTV.

Televisi Republik Indonesia
TVRI 2006.svg
Diluncurkan:


Percobaan:

24 Agustus 1962 di Jakarta
17 Agustus 1962
Pemilik:
Departemen Komunikasi dan Informatika RI
Saluran afiliasi:



Direktur Utama
TPI (1991-1997), QTV (2000-sekarang), Swara (2000-sekarang) dan Televisi Edukasi (2004-sekarang)
Drs. Hariono, M.Si (2008)
Situs web http://www.tvri.co.id



Sejarah

Latar belakang

  • Pada tahun 1961, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukkan proyek media massa televisi ke dalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek Asian Games IV.
  • Pada tanggal 25 Juli 1961, Menteri Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia Persiapan Televisi (P2T).
  • Pada 23 Oktober 1961, Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menteri Penerangan saat itu, Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut:
  1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
  2. Membangun dua pemancar: 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
  3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
  • Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan berkekuatan 100 watt. Kemudian pada 24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
  • Pada tanggal 20 Oktober 1963, dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan Pimpinan Umum Presiden RI.
  • Pada tahun 1964 mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan, Surabaya, Ujungpandang (Makassar), Manado, Denpasar dan Balikpapan (bantuan Pertamina).

Pembangunan Stasiun Produksi Keliling

Mulai tahun 1977, secara bertahap di beberapa ibu kota Provinsi dibentuklah Stasiun-stasiun Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden TVRI di daerah, yang terdiri dari:

  1. SPK Jayapura
  2. SPK Ambon
  3. SPK Kupang
  4. SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
  5. SPK Semarang
  6. SPK Bandung
  7. SPK Banjarmasin
  8. SPK Pontianak
  9. SPK Banda Aceh
  10. SPK Jambi
  11. SPK Padang
  12. SPK Lampung

Status TVRI pada Era Orde Baru

Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film, Departemen Penerangan Republik Indonesia.

Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic (lalu lintas dua jalur) dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha Pemerintah.

Pada garis besarnya tujuan kebijakan Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan sejahtera, yang bertujuan supaya tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan mental spiritual. Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkan melalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.

Semua pelaksanaan TVRI baik di ibu kota maupun di Daerah harus meletakkan tekanan kerjanya kepada integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media (media massa yang terintegrasikan dengan baik) Pemerintah.

Tahun 1975 dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran/birokrasi.

TVRI di Era Reformasi

Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.

Bulan Oktober 2001, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN untuk urusan organisasi dan Departemen Keuangan Republik Indonesia (untuk urusan keuangan).

Tanggal 17 April 2002, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan Kantor Menteri Negara BUMN

Selanjutnya melalui Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002 tentang Penyiaran, tahun 2006 TVRI ditetapkan sebagai Lembaga Penyiaran Publik yang berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara. Semangat yang mendasari lahirnya TVRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik adalah untuk melayani informasi untuk kepentingan publik, bersifat netral, mandiri dan tidak komersial. Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Direktur Utama TVRI saat ini adalah Hariono, M.Si sejak Oktober 2008

Televisi Republik Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia. Saat ini TVRI memiliki 27 stasiun Daerah dan 1 Stasiun Pusat dengan didukung oleh 376 satuan transmisi yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Ke 27 TVRI Stasiun Daerah tersebut adalah :

  1. TVRI Stasiun DKI Jakarta
  2. TVRI Stasiun Nangroe Aceh Darussalam
  3. TVRI Stasiun Sumatera Utara
  4. TVRI Stasiun Sumatera Selatan
  5. TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten
  6. TVRI Stasiun Jawa Tengah
  7. TVRI Stasiun Jogyakarta
  8. TVRI Stasiun Jawa Timur
  9. TVRI Stasiun Bali
  10. TVRI Stasiun Sulawesi Selatan
  11. TVRI Stasiun Kalimantan Timur
  12. TVRI Stasiun Sumatera Barat
  13. TVRI Stasiun Jambi
  14. TVRI Stasiun Riau dan Kepulauan Riau
  15. TVRI Stasiun Kalimantan Barat
  16. TVRI Stasiun Kalimantan Selatan
  17. TVRI Stasiun Kalimantan Tengah
  18. TVRI Stasiun Papua
  19. TVRI Stasiun Bengkulu
  20. TVRI Stasiun Lampung
  21. TVRI Stasiun Maluku dan Maluku Utara
  22. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Timur
  23. TVRI Stasiun Nusa Tenggara Barat
  24. TVRI Stasiun Gorontalo
  25. TVRI Stasiun Sulawesi Utara
  26. TVRI Stasiun Sulawesi Tengah
  27. TVRI Stasiun Sulawesi Tenggara

Karyawan TVRI pada Tahun Anggaran 2007 berjumlah 6.099, terdiri atas 5.085 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1.014 orang Tenaga Honor/Kontrak yang tersebar di seluruh Indonesia dan sekitar 1.600 orang di antaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.

TVRI bersiaran dengan menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw. Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.

TVRI Pusat Jakarta setiap hari melakukan siaran selama 20,5 jam, mulai pukul 04.30 WIB hingga 01.00 WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.

TVRI dewasa ini

Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai dengan undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 di mana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.

Melalui PERSERO ini Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik di bidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan. Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan di bidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.

Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai dengan keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.

Melalui restrukturisasi tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut di atas dapat diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan sumberdaya TVRI yang tersedia.

Dalam bentuk PERSERO selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme karyawan.

Dengan adanya masa transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran khalayak yang jelas.

Bertepatan dengan peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 376 buah, yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebagai stasiun televisi pertama di negeri ini, TVRI telah melalui perjalanan panjang dan mempunyai peran strategis dalam perjuangan dan perjalanan kehidupan bangsa. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang penyiaran, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-44 (24 Agustus 2006), TVRI resmi menjadi Lembaga Penyiaran Publik.

Programa 2

TVRI juga memiliki Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF. Programa 2 mulai mengudara pada April 1989 dengan acara tunggal siaran berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, di bawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.

Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS). Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 16.00 - 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.

Sekarang ini tengah dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama di bidang manajemen produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF. Di bidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.

Dewan Pengawas


Ketua :Drs. Hazairin Sitepu
Anggota :
  1. Prof. Dr. Musa Asyarie
  2. Dra. Hj. Retno Intani Z. A., M.Sc
  3. Drs. Abraham Insan, MMSI
  4. Brigjen. TNI. (Purn.) Drs. H. Robik Mukav

Dewan Direksi

Direktur Utama :Drs. Hariono, M.Si

Direktur Teknik :Satya Sudhana

Direktur Program dan Berita :Yon Anwar

Direktur Umum :Dra. Imas Sunarya, MM.

Direktur Pengembangan Usaha :Ir. Hendra Budi Rahman

Direktur Keuangan :Dr. Antar M. T. Sianturi, Ak. MBA




Acara terkenal

Serial TV

  • ACI (Aku Cinta Indonesia)
  • Film Cerita Akhir Pekan
  • Keluarga Cemara
  • Kisah Serumpun Bambu
  • Losmen
  • Ria Jenaka
  • Rumah Masa Depan
  • Si Komo
  • Si Unyil
  • Santet

Musik

  • Aneka Ria Safari
  • Chandra Kirana
  • Gebyar Keroncong
  • Kamera Ria

  • Permainan
  • Berpacu Dalam Melodi
  • Cepat Tepat
  • Cerdas Cermat

Talk show dan edukatif

  • Binar
  • Dian Rana
  • Flora dan Fauna
  • Gemar Menggambar
  • Kedai Bagus
  • Sarapan
  • Senang Bareng Yuuuk......
  • Taman Indria

Olahraga

  • Dari Gelanggang ke Gelanggang
  • Arena dan Juara
  • Monitor Olahraga
  • Speedometer
  • Olimpik
  • PON

Luar negeri

  • Bionic Woman
  • BJ and the Bear
  • Bonanza
  • Charlie's Angels
  • CHiPS
  • Heroes
  • Hunter
  • A Matter of Faith
  • Kung Fu
  • The Ghost Hunter
  • The A Team
  • Voyage to The Bottom City
  • Return to Eden
  • Daktari
  • Manix
  • Land of the Giant
  • Little House of Prairie
  • Oshin
  • Planet of the Apes
  • Remington Stele
  • Six Million Dollar Man
  • Square One

Berita

  • Dunia Dalam Berita
  • Warta Malam
  • Warta Nusantara
  • Laporan Khusus
  • Warta Terakhir

Lin-lain

  • Dari Desa ke Desa
  • Mana Suka Siaran Niaga

Referensi

Selasa, 13 Oktober 2009

Senin, 12 Oktober 2009

Ragam Televisi Indonesia

Stasiun televisi di Indonesia sudah ada sejak berdirinya TVRI pada 24 Agustus 1962 silam. Pada awalnya TVRI didirikan untuk menayangkan ASIAN GAMES ke-4 di Jakarta. Pada akhirnya, TVRI menjadi stasiun televisi milik pemerintah. Selama 27 tahun, TVRI telah memonopoli bursa pertelevisian Indonesia. Namun pada 24 Agustus 1989, Pemerintah akhirnya mengizinkan RCTI sebagai stasiun televisi swasta pertama di Indonesia, namun hanya penduduk yang mempunyai antena parabola dan dekoderlah yang dapat menyaksikan RCTI. Tetapi, pada tanggal 24 Agustus 1990, RCTI diizinkan bersiaran bebas dan saat itu juga di Surabaya berdiri stasiun televisi yang bernama SCTV yang bertujuan menayangkan acara-acara RCTI di Surabaya.

Berikut adalah daftar stasiun televisi di Indonesia.

  • 1 Televisi free to-air
    • 1.1 Nasional
    • 1.2 Lokal
    • 1.3 Satelit
  • 2 Televisi berlangganan
    • 2.1 Operator
    • 2.2 Saluran

Televisi free-to-air

Berikut adalah stasiun televisi free-to-air di Indonesia yang salurannya dapat disaksikan melalui antena UHF/VHF (terestrial). Saat berlakunya Undang-Undang Nomor 32/2002 tentang Penyiaran, izin penyelenggaran siaran televisi melalui antena UHF/VHF (terestrial) yang dikeluarkan hanyalah untuk stasiun televisi lokal. Stasiun televisi yang ingin melakukan siaran nasional harus melakukan siaran jaringan antar beberapa stasiun televisi lokal.

Nasional

  • TVRI (mengudara 24 Agustus 1962)
  • RCTI (mengudara 24 Agustus 1989)
  • SCTV (mengudara 24 Agustus 1990)
  • TPI (mengudara 23 Januari 1991)
  • ANTV (mengudara 01 Maret 1993)
  • Indosiar (mengudara 11 Januari 1995)
  • Metro TV (mengudara 25 November 2000)
  • Trans TV (mengudara 15 Desember 2001)
  • Trans 7 (mengudara 25 November 2001; re-launch 15 Desember 2006)
  • TV One (mengudara 07 Agustus 2002; re-launch 14 Februari 2008)
  • Global TV (mengudara 08 Oktober 2002)


Lokal

Satelit

  • TV Edukasi

Televisi berlangganan

Operator

Berikut adalah operator televisi berlangganan di Indonesia yang salurannya hanya dapat ditangkap dengan alat penerima tertentu (receiver/decoder) melalui satelit, kabel, atau terestrial. Operator televisi berlangganan dapat memiliki lebih dari 1 saluran.

  • Aora TV
  • Astro Nusantara (tidak beroperasi)
  • First Media
  • IM2 PayTV
  • Indovision
  • M2V Mobile TV
  • OkeVision
  • Telkom Vision
  • TopTV
  • Yes TV

Saluran

Berikut adalah saluran televisi di Indonesia yang hanya tersedia melalui operator televisi berlangganan tertentu.


  • MNC Music
  • MNC Entertainment
  • MNC News
  • MNC The Indonesian Channel
  • QTV
  • Swara
  • Telkom Vision 1
  • Telkom Vision 2
  • Vision1 Sports
  • Vision2 Drama
Grup Media

Indonesia memiliki banyak grup media yang menaungi beberapa stasiun televisi. Hal ini bertujuan meningkatkan kerja sama antar stasiun televisi.
Berikut macam-macam grup media di Indonesia:

  • Media Nusantara Citra (MNC)
  • Trans Corp
  • Surya Citra Media
  • Indosiar Karya Media
  • Media Group
  • Mahaka Media
  • Jawa Pos Group